Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Guru Ini Menangani Murid yang Membolos Menimbulkan Kontroversi di Jepang

Cara Guru Ini Menangani Murid yang Membolos Menimbulkan Kontroversi di Jepang

Menghukum murid yang membolos merupakan salah satu cara seorang guru untuk mendisiplinkan muridnya, namun tidak semua orang tua setuju akan hal ini.

Dalam cerita manga atau anime, khususnya dalam manga shounen, sosok guru tegas dan juga perhatian akan murid-muridnya sangat diidolakan oleh sebagian orang.

Tekat kuat membara mereka untuk mendidik para murid, serta pantang menyerah dalam mendidik seorang anak nakal merupakan salah satu konflik yang digemari oleh pembaca manga atau novel.

Mungkin, sosok guru yang sangat peduli akan muridnya, hingga menggunakan kekerasan dan berkorban demi murid-muridnya terlihat sangat keren di drama dan juga manga, namun kenyataannya tidaklah seindah itu.

Guru yang menyeret menyeret paksa muridnya yang bolos ke sekolah tidaklah dipuja-puja di dunia nyata.

Seperti yang terjadi pada seorang guru di kota Handa, prefektur Aichi.

Kejadiannya bermula di suatu hari di musim gugur, seorang siswa sekolah dasar mulai jarang muncul di sekolah, dan saat musim dingin tiba, ia tidak pernah datang ke sekolah sama sekali.

Wali kelasnya yang khawatir akan anak ini akhirnya memutuskan untuk mengunjungi si anak dan membujuknya untuk kembali ke sekolah.

Dan pada pertengahan Desember, sang wali kelas yang khawatir ini mendatangi rumah si murid dan membunyikan bel pintu rumah keluarga sang siswa.

Ia berharap agar dapat bertemu langsung dengan orang tua siswa tersebut, namun ternyata orang tua anak laki-laki itu sedang tidak ada di rumah dan yang membukakan pintunya adalah siswa yang membolos itu sendiri. 

Akhirnya, sang guru pun berbicara dengan muridnya ini dan membujuknya untuk kembali ke sekolah.

Namun, si anak tetap menolak untuk pergi ke sekolah, si guru yang khawatir akan masa depan siswanya ini langsung menggendong sang anak ke mobilnya dan membawa siswa tersebut ke sekolah.

Aksi yang sama seperti yang biasa dilihat di film-film, namun sang kakak perempuan sang siswa yang kebetulan menyaksikan penculikan itu merasa tidak terima dan langsung menelepon orang tua mereka.

Orang tua si anak langsung menghubungi pihak sekolah, dan sebelum sang guru sampai di sekolah, sang kepala sekolah meneleponnya dan memerintahkan untuk mengembalikan anak tersebut kerumah.

"Saya ingin membawanya kembali ke sekolah, dan menunjukkan betepa menyenangkannya sekolah itu," bela sang guru. "Saya pikir saya telah melakukan hal yang benar," lanjutnya.

Dewan sekolah, mendengar pembelaan tersebut merasa tidak setuju akan tindakan sang guru. 

Karena bagaimaanpun juga, sang guru telah mengabaikan perasaan sang murid dan telah memaksa sang murid untuk melakukan hal yang tidak ia inginkan. 

Dewan sekolah akhirnya menegur sang guru dan membawa guru tersebut untuk meminta maaf kepada pihak keluarga si anak. 

Karena menurut dewan sekolah, jika sang guru berhasil membawa siswa tersebut untuk datang dan belajar di sekolah pada hari itu, tapi besoknya ia tidak dengan sukarela datang ke sekolah, apa sang guru harus terus datang dan menculik si anak?

Walaupun semangat mendidik merupakan sifat yang sangat baik, tapi masalah mental sang anak jauh lebih penting.

Ternyata, si anak laki-laki ini tidak ingin datang ke sekolah karena di bully oleh teman-temannya, dan sang ibu yang mengkhawatirkan mental si anak membiarkan saja anaknya tidak pergi ke sekolah.

Meskipun cara sang guru untuk memaksa muridnya ke sekolah itu salah, namun tindakan orang tua yang membiarkan anaknya berdiam di rumah tidaklah sepenuhnya benar.

Karena bagaimanapun juga, si anak butuh tempat untuk bergaul dan mengembangkan diri. 

Bagaimana menurut teman-teman?

Apakah hal yang dilakukan guru ini benar atau salah?

Sumber: Soranews24

Mikazuki
Mikazuki Penyuka kucing dan anime

Post a Comment for "Cara Guru Ini Menangani Murid yang Membolos Menimbulkan Kontroversi di Jepang"