Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ulasan I Sold My Life For Ten Thousand Yen Per Year, Tentang Harga Kehidupan Yang Bermakna

I sold my life ten thousand yen per year

Kisah Seorang Pemuda Yang Menjual Sisa Umurnya Hanya Untuk Uang

Yo halo semua!

Ok untuk edisi ulasan kali ini saya akan membahas sebuah manga yang bisa dibilang mempunyai banyak sekali makna dalam setiap alur ceritanya.

Manga? yup untuk kali ini saya akan mengulas sebuah manga, kenapa nggak novel lagi? bukankah akan lebih menarik kalau saya mengulas keduanya secara bergantian?

Ya intinya mulai sekarang edisi ulasan tidak akan membahas novel Jepang yang sudah dijual di Indonesia namun juga manga.

Ok tanpa basa-basi lagi, ayo kita bahas bersama-sama manga yang satu ini!

Seputar I Sold My Life For Ten Thousand Yen Per Year

Manga ini merupakan hasil dari kolaborasi Sugaru Miaki dan Shouichi Taguchi yang pertama kali diterbitkan di Jepang pada tahun 2016.

Dengan judul Jumyō o Kaitotte Moratta. Ichinen ni Tsuki, Ichimanen de, manga ini berhasil terbit dibawah penerbit SHUEISHA.

Manga ini sendiri merupakan adaptasi dari novel yang ditulis Sugaru Miaki pada tahun 2013 dengan judul Three Days of Happines atau bisa disebut dengan Mikkakan no kōfuku.

Dengan cerita asli dari Sugaru Miaki dan Shouchi Taguchi yang menggambarnya, manga ini akhirnya bisa lahir dan berhasil diterbitkan di Indonesia pada tahun 2020.

M&C yang berada dibawah naungan Pt. Gramedia Pustaka Utama berhasil menerbitkan versi terjemah Indonesia pada tahun 2020 untuk volume pertama dan keduanya.

Disusul volume ketiganya yang terbit pada tahun 2021.

Sinopsis I Sold My Life For Ten Thousand Yen Per Year

Kehidupan suram dan kekurangan selalu menyelimuti Kusunoki yang kini telah beranjak dewasa.

Ia hidup sendirian di apartemen sempit, dekelilingi barang-barang bekas, dan selalu kekurangan makanan.

Didalam keputusasaan ia pun pergi menjual beberapa koleksi buku miliknya dan dari tempat ia menjual buku itulah kehidupannya mulai berubah.

Dari situ ia mendengar bahwa ada sebuah tempat dimana mereka mau membeli kehidupan seseorang, dalam posisi yang terhimpit kebutuhan akhirnya ia pergi ke tempat itu.

Ia akhirya menjual seluruh sisa umurnya dan menyisakan tiga bulan saja, kehidupannya sendiri dihargai 10.000 yen per tahunnya, ya angka yang tidak begitu tinggi memang.

Ia pun berencana menghabiskan sisa hidupnya dengan bersenang-senang menggunakan uang itu, namun ia tetap saja merasa hampa dan kesuraman enggan untuk pergi dari sisinya.

Ketika ia pulang di apartemennya ia bertemu dengan seorang gadis yang bernama Miyagi, ia salah satu pegawai dari tempat Kusunoki menjual sisa hidupnya.

Disitu Miyagi bertugas untuk mengawasi Kusunoki, karena biasanya para pelanggan yang telah menjual hidupnya sering kali membuat masalah merepotkan.

Ditemani dengan Miyagi, Kusunoki pun mulai melanjutkan kisah hidupnya yang hanya tersisa 3 bulan lagi.

Ulasan I Sold My Life For Ten Thousand Yen Per Year

I Sold My Life For Ten Thousand Yen Per Year

Terdiri dari tiga volume saja namun cerita yang dihadirkan terasa padat dan tentunya penuh akan makna dalam setiap kalimatnya.

Di awal cerita memang terasa sangat lambat, satu-satunya hal yang membuat kita ingin membacanya terus adalah misteri dibalik tempat penjualah kehidupan itu.

Namun mulai pertengahan cerita semuanya mulai berubah, cerita terasa sangat menyesakkan dada, kita seolah bisa merasakan apa yang Kusunoki rasakan.

Di sisa hidupnya yang hanya tiga bulan lagi, ia ingin melakukan banyak hal dan dari banyaknya hal tersebut ia mempunyai keinginan untuk bertemu sahabatnya dan orang yang ia sukai semenjak kecil.

Namun dalam sekejap ia langsung tertampar oleh kenyataan, bersama Miyagi yang hanya bisa ia lihat Kusunoki perlahan mulai berubah.

Entah mengapa saya merasakan sensasi serupa, sensasi yang sama ketika saya membaca I Want To Eat Your Pancreas.

Dua cerita tersebut memang mengangkat tentang makna sebuah kehidupan, ya tema tersebut memang benar-benar menyentuh.

I Sold My Life For Ten Thousand Yen Per Year
Review gambar manga

Dalam manga ini unsur drama dan romance dipadukan dengan baik, tidak ada yang berlebihan, semua mengalir dengan alami.

Jika kalian mengira manga ini hanya membawakan cerita drama romance yang menyentuh kalian salah, di akhir cerita sebuah plot twist sialan yang tak pernah saya pikirkan muncul.

Sangat mengagetkan, namun plot twist tersebut menambah kesan mengharukan yang bahagia di akhir cerita.

Terkadang tiga hari dapat lebih berharga daripada 30 tahun, manga ini benar-benar berhasil menjelaskan hal tersebut.

Memang waktu seakan yang menentukan segalanya, namun hanya satu yang tak bisa ia ganggu yaitu kebahagiaan.

Sesingkat apapun waktu yang tersisa, selagi kau merasa bahagia hal itu tidak akan masalah.

Selain ceritanya yang membekas di hati, manga ini juga bisa membuat kalian bangkit dari keterpurukan, jika perasaan Kusunoki benar-benar bisa kalian rasakan, pasti kalian akan bisa bangkit kembali.

Dari sebuah ide unik yang sederhana, menjual kehidupan, manga ini pun bisa terlahir dan memberikan banyak sekali nasihat tentang makna sebuah kehidupan.

Buat kalian yang bacaannya habis, manga ini bisa menjadi pilihan utama kalian.

Harganya murah, tidak sampai seratus ribu rupiah kalian sudah bisa mendapatkan ketiga volumenya, so tunggu apa lagi?

Segera beli di toko buku favorit kalian, atau bisa juga ubek-ubek online shop, siapa tahu dapat harga yang lebih murah.

Paman Radon
Paman Radon Senyumin aja

Post a Comment for "Ulasan I Sold My Life For Ten Thousand Yen Per Year, Tentang Harga Kehidupan Yang Bermakna"