Generasi Milenial, Jumlah Wanita Jepang yang Tak Ingin Enak-enak Semakin Meningkat, Kok Bisa?
ANIMENYUS.COM - Milenial Jepang tidak "berhubungan".
Itu menurut survei pemerintah jepang yang dilansir CNN (September 2016), mengklaim bahwa 42% pria dan 44,2% wanita - hampir setengah dari milenium lajang Jepang berusia antara 18 hingga 34 - adalah per*wan (perj*ka untuk laki-laki).
Sementara yang lain ingin nasib mereka berubah, dengan 85,7% pria dan 89,3% wanita menyimpan harapan tentang pernikahan di masa depan.
Kurangnya minat Jepang terhadap s*ks disalahkan pada segala hal, mulai dari ekonomi yang stagnan hingga penggemar manga Jepang yang lebih menyukai fantasi (contoh waifu) daripada kenyataan.
Survei pemerintah terbaru menemukan bahwa 42% pria berusia antara 18 hingga 34 masih perj*ka.
Jepang memiliki salah satu angka kelahiran terendah di dunia dan merupakan rumah bagi populasi yang sangat menua, dengan survei baru-baru ini menemukan 34,6 juta orang Jepang berusia di atas 65 tahun.
Namun terlepas dari itu, upaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah pernikahan dan anak-anak, kurang mendapatkan respon posotif.
Nancy Snow, seorang profesor diplomasi publik dari Universitas Kyoto Studi Asing, mengatakan kepada CNN bahwa perubahan norma sosial dan ekonomi berkontribusi pada penurunan hubungan antara pria dan wanita.
"Pria membuat sekitar sepertiga dari apa yang mereka buat selama tahun-tahun booming ekonomi Jepang di tahun 1980-an."
"Rasa percaya diri beberapa pria terkait dengan gaji mereka dan mereka merasa terancam oleh wanita yang memberdayakan diri mereka sendiri," kata Snow.
Dia menjelaskan bahwa penurunan pendapatan membuat pria di Jepang merasa kurang percaya diri dalam menarik kelas wanita di Jepang yang semakin sukses, yang telah terbiasa menghasilkan uang sendiri dan menempatkan diri sebagai yang utama.
"Ada banyak wanita profesional yang berpikir bahwa pernikahan mungkin tidak sepadan," kata Snow.
Memecahkan masalah per*wan
Ada kelompok pendukung untuk pria yang ingin mengatasi kecemasan mereka ketika mendekati wanita.
White Hands, nirlaba yang berbasis di Tokyo menawarkan kelas seni tel*njang, di mana sebagian besar pria paruh baya membuat sketsa model wanita tanpa busana.
Kelas-kelas, lengkap dengan buku teks, juga mencoba membantu orang merasa lebih nyaman dengan s*ksu*litas mereka.
Penyelenggara kelas, Shingo Sakatsume, yang menyebut dirinya "penolong s*ks," memahami bagaimana minat yang semakin besar pada dunia fantasi anime mengarahkan laki-laki lajang untuk memilih hiburan daripada cinta dan seks yang sesungguhnya.
"Dengan memecahkan masalah per*wan, saya pikir kita bisa menyelesaikan banyak masalah lain yang berhubungan dengan s*ks," Sakatsume, mengatakan kepada CNN pada tahun 2015.
Snow menegaskan bahwa kelas seni tel*nj*ng seperti itu berpotensi dapat lebih membantu jika ada wanita yang bisa menggambar model pria tel*nj*ng.
"Inilah kesempatan untuk menyatukan pria dan wanita - mereka bisa minum anggur untuk berkomunikasi lebih banyak," kata Snow.
Sumber: CNN