Jepang Akan Gunakan AI untuk Pantau Media Sosial Demi Cegah Terorisme
Badan Kepolisian Nasional Jepang berencana meluncurkan proyek percontohan pada tahun depan yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi individu berpotensi melakukan aksi terorisme melalui postingan media sosial mereka.
Penasaran seperti apa AI yang akan digunakan mencegah terorisme tersebut? baca artikel ini sampai akhir ya!
Latar Belakang Keamanan Politik
Langkah ini diambil menyusul serangkaian insiden kekerasan politik yang mengguncang Jepang, termasuk pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe dan percobaan pembunuhan terhadap PM Fumio Kishida.
Meskipun Jepang umumnya dianggap memiliki retorika politik yang relatif moderat, ancaman kekerasan politik tetap menjadi risiko nyata yang harus dihadapi.
Menurut Badan Kepolisian Nasional, mereka menemukan sekitar 900 postingan ancaman dalam sebulan sebelum pemilu tahun ini.
Salah satu contohnya adalah postingan "Aku akan bunuh dia jika dia datang" yang terdeteksi sebelum pidato kampanye Kishida di Stasiun JR Funabashi, Prefektur Chiba. Pelaku mengaku sedang mabuk saat membuat postingan tersebut.
Dengan volume ancaman yang tinggi ini, pemantauan manual oleh petugas manusia sangat menguras sumber daya, sehingga AI diharapkan dapat meringankan beban kerja.
Cara Kerja Sistem AI
Pihak kepolisian menekankan bahwa program ini secara khusus menargetkan pelaku tunggal (lone wolf) yang tidak berafiliasi dengan organisasi teroris manapun.
Program ini diharapkan dapat mencegah peristiwa terorisme maupun tindakan serupa di masa mendatang.
Adapun cara kerja AI tersebut adalah sebagai berikut:
- Pemindaian Otomatis: AI akan memindai postingan media sosial untuk mencari individu yang memberikan ancaman kekerasan atau memuji terorisme.
- Analisis Riwayat: Sistem akan memeriksa postingan masa lalu pengguna untuk menentukan apakah ada pola perilaku mengkhawatirkan.
- Penilaian Risiko: AI akan memberikan nilai risiko pada setiap individu untuk membantu polisi memprioritaskan kasus.
- Deteksi Bahasa: AI akan dilatih mengenali kata-kata langsung seperti "bakudan" (bom) serta slang online yang terus berkembang seperti "56su" (bunuh) dan "4ne" (mati).
Reaksi Publik Mengenai Program Ini
Banyak komentar dari situs berita populer menunjukkan kekhawatiran publik terhadap AI yang akan memilah-milah akun media sosial mereka.
Ada keraguan tentang efektivitas dan akurasi AI dalam membuat profil psikologis yang akurat, mengingat AI masih sering memberikan informasi yang tidak akurat dalam hal-hal sederhana.
Rencana ini mencerminkan dilema klasik antara keamanan dan privasi. Di satu sisi, ada kebutuhan nyata untuk mencegah kekerasan politik.
Di sisi lain, ada kekhawatiran tentang pengawasan berlebihan dan potensi penyalahgunaan teknologi AI.
Efektivitas sistem ini masih harus dibuktikan ketika diluncurkan tahun depan. Yang jelas, Jepang bergabung dengan negara-negara lain yang mengeksplorasi penggunaan AI untuk keamanan nasional, dengan segala manfaat dan risikonya.
Source: Sora News
Post a Comment for "Jepang Akan Gunakan AI untuk Pantau Media Sosial Demi Cegah Terorisme"